“Pemasaran” merupakan
suatu hal yang paling renyah untuk dibahas khususnya dalam dunia bisnis. Bisnis
dalam bidang apapun bahkan hingga profesi apapun memerlukan strategi pemasaran
yang jitu agar mampu bersaing. Pemasaran itu sendiri menurut Philip Kotler dan
Amstrong didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan managerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Secara lebih sederhana pemasaran merupakan Seni Pemenuhan Kebutuhan dan/atau
Keinginan Konsumen Akan Barang Dan/Jasa, Mengutamakan Pelayanan Terbaik
Dengan Tujuan Memperoleh Laba Melalui Kepuasan Konsumen.
Berdasarkan definisi tersebut tentunya sudah dapat disimpulkan bahwa
titik utama dalam pemasaran adalah “Kepuasan Konsumen”. Hal inilah yang menjadi
perhatian bagi para marketer saat ini, tidak terkecuali di bidang pertanian
maupun olahan hasil pertanian. Sebagai contoh brand-product olahan pertanian
yang sukses dengan owner yang masih tergolong muda adalah Karuhun, Maicih, dan
Zanana. Semua produk dari merk tersebut adalah kripik. Sebuah olahan pertanian
yang sangat sederhana namun dengan strategi pemasaran jitu yang dikutip dari
website peluangusaha.kontan.co.id, produk-produk tersebut mampu membuat
ownernya mengantongi omzet miliaran rupiah per bulannya. Tentunya menjadi hal
menarik untuk membahas lebih lanjut strategi apa yang mereka gunakan agar dapat
mencapai posisi seperti sekarang ini.
Menurut pengamatan Yusuf Enril Fathurrohman, SP. M.Sc, Dosen Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto terkait pemasaran
kontemporer yang digunakan kawula muda pemilik Karuhun, Maicih, dan Zanana,
setidaknya ada 7 Strategi Pemasaran yang harus dipastikan ke-tujuh strategi
tersebut harus unik dan kreatif. Namun sebelum masuk ke pembahasan strategi
tersebut, pada langkah awal kita harus menjawab 3 pertanyaan terlebih dahulu,
yaitu :
1.
Siapa Segmen
Pasar kita ?
2.
Siapa Target
Pasar Kita ?
3.
Seperti apa
Positioning Produk Kita di mata Konsumen ?
Setelah memastikan ketiganya barulah kita melangkah maju pada strategi
unik & kreatif yang akan digunakan.
1.
Memiliki ANEKA
RASA
Ketiga brand-product Karuhun, Maicih, dan Zanana
menggunakan strategi dengan menciptakan berbagai varian rasa. Penambahan rasa
pada produk kripik yang secara umum pada 1 dekade sebelum ini belum banyak
digunakan, ternyata menarik minat pembeli. Misalkan pada produk Zanana yang
menyediakan kripik pisang dengan varian rasa : coklat, milk creamy, green tea,
daging asap dan rasa pedas. Beda produk beda strategi. Maicih justru
menggunakan strategi Level Pedas dimana semakin meningkat levelnya semakin
pedas rasanya. Strategi pada rasa ini tentunya mampu memikat rasa penasaran
dari calon customer untuk mencoba.
2.
KEMASAN yang
unik
Setelah
kita yakin akan produk yang kita created
saatnya memperindah dengan kemasaan yang unik. Kemasan yang unik mampu menjadi
daya tarik sesuai dengan segmen pasar maupun target pasar yang akan dituju.
Kita mampu mendesain kemasan agar terlihat lebih mewah untuk meningkatkan nilai
jual meskipun produk kita hanya sebatas kripik. Strategi ini juga bertujuan
untuk mengubah kesan pada olahan pertanian sederhana seperti kripik pada posisi
produk premium bagi masyarakat umum.
3.
peNAMAan yang
unik
Para
Marketer Muda saat ini memakai istilah-istilah unik pada produk mereka agar
terkesan familiar di telinga cutomer atau agar terlihat unik. Sebagai contoh
pengusaha Kripik dari Ngawi menakan produk kripiknya dengan nama “Kripik
Pejabat”. Hal tersebut agar produk terkesan lebih berkelas. Selain pemberian
nama pada produk, Agen maupun Reseller dari produk tersebut juga diberikan
nama-nama yang unik seperti Dekan, Secret Agent dsb. Penamaan tersebut
diberikan untuk membuat agen maupun reseller merasa bangga dnegan gelar
tersebut yang akhirnya akan mendongkrak semangat untuk memasarkan lebih banyak
lagi.
4.
Pemasaran
berbasis Komunitas
Memasarkan
produk di tempat yang sesuai dengan target pasar kita tentunya lebih mudah atau
sekedar mengenalkan produk ke tempat yang cepat dikenal publik. Seperti
memasarkan di Pameran Makanan, Car Free Dat, Sunday Market dsb. Strategi ini
sangatlah cocok bagi target pasar kawula muda dengan memilih tempat yang
strategis dimana menjadi pusat berkumpulnya kawula muda untuk melakukan promosi.
5.
VIRAL di Dunia
Maya
Maraknya
strategi pemasaran kontemporer yang menghasilkan banyak jutawan bahkan miliader
saat ini di dominasi oleh pemasaran berbasis On-Line. Hal ini tidak dapat di
pungkiri karena berdasarkan situs resmi Kementrian Komunikasi dan Informatika
RI, Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet nomer 6 di Dunia pada
tahun 2014 yang artinya Indonesia merupakan pasar yang lezat bagi pebisnis
On-Line. Ditambah lagi Pada 2017, eMarketer memperkirakan netter Indonesia
bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang
pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban. Pemanfaatan fitur
di dunia maya {baik melalui media sosial (FB, Instagram, Twitter, Path,
Whatsapp, BBM), marketplace (tokopedia, blibli.com, shopee,bukalapak,
etsy,dll), website/blog} sangat efektif dan efisien untuk digunakan. Strategi
ini dapat dikatakan sebagai ujung tombak pemasaran dari semua jenis produk.
6.
ENDORSEMENT
Endorsement
atau mempromosikan produk melalui Public Figure dinilai cukup ampuh dimana
Public Figure akan mempromosikan produk kita melalui akun media sosial mereka
atau dimanapun yang terakses oleh publik. Baik public figure dari kalangan
artis, atlit, maupun pemimpin di pemerintahan, endorsement ini sangat efektif
apabila pemilihan Public Figure sesuai dengan ciri khas dengan produk yang
dipasarkan.
7.
Berbagi Marjin
Agar
mampu menarik minat calon reseller, para produsen kripik yg telah sukses rela
berbagi margin sehingga keuntungan mereka tak setebal umumnya bisnis makanan
yang lain. Maulana (Owner Kribo) cuma menyisir laba 25% dari omzet. “Saya
mengambil dari jumlah yang mampu saya jual,” kata dia. Karuhun malah hanya
menyisir untung bersih 10%–20% dari total penjualan. Dengan mengambil margin
tipis, mereka memberi kesempatan kepada para reseller untuk mendapatkan
keuntungan maksimal. Sekadar gambaran, harga jual Karuhun kepada para reseller sekitar
Rp 9.000 per bungkus. Oleh para patih, Karuhun dijual ke konsumen seharga Rp
15.000–Rp 18.000 per bungkus. Demikian pula dengan Kribo. Harga kulakan para
dosen Rp 7.500–Rp 10.000 per bungkus, tetapi mereka menjual ke konsumen Rp
12.000–Rp 15.000 per bungkus. Cara ini terbukti membuat jangkauan pasar
mereka meluas. Sekarang jaringan pemasaran Karuhun sudah mencapai luar kota,
bahkan sampai luar negeri. Reseller Karuhun mencapai 400 orang. Adapun Kribo
sudah menjangkau sedikitnya 10 kota. “Antara lain Semarang, Surabaya, dan
Balikpapan,”
7 Strategi Pemasaran tersebut mampu diaplikasikan
pada produk olahan pertanian lainnya. Bagaimana kita menyulap produk pertanian
yang inferior menjadi produk premium yang memiliki nilai jual tinggi. Saatnya
yang Muda yang Kaya, Saatnya Petani menikmati jernih payahnya. Semoga
bermanfaat dan dapat diaplikasikan.
Data Pendukung
diakses dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar