Nikmati Saja Kemelut Perjalanannya
Menghadapi
kehidupan berumah tangga seperti halnya kita sedang berkendaraan yang menempuh
jarak yang jauh. Kita harus bersiap diri dengan kemelut yang berulang,
kemacetan yang terjadi beberapa kali dan jangan dikira ketika keluar dari
kemelut tersebut artinya tidak ada kemelut berikutnya. Ya…jalan masih
panjang,,beberapa peristiwa kehidupan masih akan sangat mungkin dijumpai.
Dalam
kisah perjalanan tersebut, suami sebagai supir dan istri sebagai pendamping
sopir, harus saling berkoordinasi dengan baik. Jika pendamping terlalu cerewet
dan emosional justru akan berdampak negative pada sopir seperti kehilangan
konsentrasi dan ikut terbawa emosi sehingga membawa mobil kearah yang salah.
Sopir harus menjaga merawat dan mengemudikan dengan penuh perhatian dan
kelembutan agar semua penumpang merasa nyaman. Sopir dan pendamping juga
memerlukan persiapan yang matang sebelum perjalanan seperti SIM yang menjadi
bukti kelayakan dalam mengemdi. Kendati tidak ada Surat Izin Menikah namun
hakikatnya ilmu pengetahuan utnuk mengarungi kehidupan rumah tangga jelas
diperlukan oleh suami dan istri.
Sakinah, Mawaddah, Rahmah
Dan diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri (pasangan)
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderungdan merasa tentram (sakinah)
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan saying (rahmah).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang
berpikir. (Ar-Rum: 21)
Keluarga
sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian,
keamanan, ketentraman, perlindungan, kebagahagiaan, keberakahan, dan
penghargaan.
Mawaddah
sendiri adalah jenis cinta membara, perasaan menggebu kepada pasanganya yang
muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan atau karena sebab-sebab bercorak
fisik. Biasanya mawadah muncul pada pasangan muda yang baru menikah dimana
corak fisik masih kuat (ketampanan, kecantikan, kemolekan, tubuh yang seksi
atau karena harta benda, keduudkan, pangkat dan sebagainya). Misal ketika lelaki ditanya “mengapa anda
menikah dengan perempuan itu bukan karena yang lain?” Jika jawabannya, “karena
ia cantik, seksi, kulitnya bersih dsb” itulah mawaddah. Begitu juga ketika
wanita ditanya pertanyaan serupa dan menjawab “karena ia tampan, kaya, macho
dsb”.
Sedangkan
kata rahmah berarti ampunan, anugrah, karunia, rahmat, belas kasih, dan juga
rezeki.Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar
dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban , siap melindungi tanpa pamrih.
Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada
di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik. Biasanya rahmah muncul pada
pasangan yang sudah lama berkeluarga. Misalnya seorang kakek berusia 80 tahun
hidup rukun dan harmonis dengan istrinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya
“Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini?” tidak mungkin
dijawab dengan “Karena nenekmu cantik, seksi, genit,” karena si nenek sudah
ompong dan keriput. Rasa kasih sayang tersebut dapat dikatakan sebagai rahmah.
Kondisi Wonderful Family
Misalkan
suami bekerja hingga jam 17.00. Jika suami merasa tenang, damai, nyaman dan
tentram saat semakin dekat ke rumah maka ia memiliki perasaan sakinah. Namun
bila merasakan hal sebaliknya justru dipertanyakan dimana rasa sakinahnya.
Begitu pula dengan istri yang mengetahui bahwa suaminya akan pulang kerumah.
Jika semakin dekat dengan jam kepulangan suaminya hatinya akan semakin bahagia
tenang dan tentram. Maka ia memiliki perasaan sakinah.
Wonderful Family adalah keluarga yang
penuh keindahan, kebahagiaan, keharmonisan, serta kemuliaan. Keluarga yang
terjauhkan dari penyimpangan, kekerasan, kekasaran sikap, kesewenangan, dan kehancuran.
Sebua keluarga yang berdiri di atas nilai-nilai kebaikan dan dipenuhhi dengan
keberakahan. Keluarga yang memberikan kontribusi kebaikan bagi masyrakat bangsa
dan Negara.
Motivasi
Menikah
juga diibaratkan membangun sebuah bangunan. Bangunan yang menjulang tinggi
harus disertai fondasi yang menghujam bumi. JIka fondasi rapuh, bangunan mudah
rapuh dan akhirnya roboh. Sehingga perancang bangunan harus benar-benar
mempersiapkan dan merancang fondasi yang kokoh karena akan menentukan kualitas
gedung yang hendak dibangun. Bagaimana dengan membangun sebuah keluarga?
Merancang Fondasi Bagi Wonderful Family
Sesungguhnyalah
pernikahan dan keluuarga terjadi bukan semata-mata karena memenuhi hasrat
kemanusiaan. Pernikahan adalah sebuah jalan yang bertanggung jawab untuk
membentuk kebudayaan agung dan peradaban mulia. Lebh dari itu, pernikahan
merupakan amanat ketuhanan dan risalah kenabian. Untuk itu, perniakahan
bukanlah semata peristiwa menyalurkan “hasrat kebebasan” secara bertanggung
jawab melainkan pernikahan adalah sebuah usaha meretas peradaban manusia
bermartabat.
Ketika
kita menyaksikan peristiwa kawin cerai dalam kehidupan masyarakat munculah
pertanyaan, sebenarnya apa yang menjadi motivasi mereka melakukan perikahan?dan
apa motivasi mereka melakukan perceraian?apapun alasannya yang patut
dipertanyakan adalah bagaiamana mereka memahami pernikahan dan kehidupan
berumah tangga selaman ini?
Pernikahan dan Keluarga adalah Ibadah
Bagi orang berimana pernikahan dan keluarga
adalah ibadah karena mlaksanakan tuntunan ketuhanan. Maka pernikahan tidak
boleh dianggap remeh dan kecil karena terjadi atas namab Tuha. Beribadah itu
harus penuh kesungguhan bukan sesuai selera sesaat. Inilah motivasi yang akan
menyelamatkan keluarga dari penyimpangan dan kehancuran. Setiap kali ada
masalah atau konfilik pertama kali yang harus dikembalikan adalah motivasi awal
perniakahan. Hal ini adalah fondasi awal yang harus dibentuk diawal pernikahan.
Fondasi ini Menghindarkan Keluarga dari
Penyimpangan
Banyak
yang bertanya pada suatu forum “Mengapa lelaku suka selingkuh?”
yang biasanya diutarakan oleh kebanyakan wanita. Adapula pertanyaan sejenis
yang diutarakan oleh seorang lelaki “Semua orang memiliki peluang melakukan
perselingkuhan. Bagaimana cara menghindarkan diri dari kecenderungan selingkuh?”
Perselingkuhan
ataupun bentuk penyimpangan lainnya dalam kehidupan berumah tangga tidak akan
terjadi jika masing-masing pihak menanamkan motovasi kuat dalam dirinya.
Motibasi suci untuk beribadah. Fenomena perselingkuhan menandakan lemahnya
fondasi yang mereka tanamkan untuk membangun sebuah keluarga.
Pertama, menghindarkan dari perasaan
kebosanan
Kebosanan sering melanda pada
pasangan suami istri yang tidak merawat cinta dian tara mereka. Setiap hari
berada dalam situasi yang monoton tanpa ada upaya menciptakan suasana yang berbeda. Suami bosan melihat penampilan istri
yang tidak pernah berdandan dan monoton dalam hal penampilan maupun pelayanan.
Istri bosan meihat suami yang tidak pernah memberikan rayuan dan monoton dalam
penampilan dan pelayanan. Jika kebosanan sudah melanda, masing-masing akan
mudah terjebak pada orang ketiga yang mampu menyenangkan hati mereka.
Untuk itu berhati-hatilah jika sudah mengalami perasaaan kebosanan
hidup berumah tangga. Segera kembali pada motovasi yang kuat dalam berumah tangga bahwa pernikahan adalah ibadah, bahwa
keluarga adalah amanhah ketuhanan, bahwa rumah tangga adalah fondasi bagi
pembangunan kemanusiaan yang bermartabat. Motivasi suci akan mehindarkan suami
istri dari kebosanan.
Kedua, menghindarkan diri dari
keinginan mencari pelarian
Jika rumah tangga sedang menghadapi
situasi konflik berkepanjangan, jangan dibiarkan tanpa penyelesaian. Karena hal
tersebut akan memudahkan suami dan istri mencari pelarian di luar rumahnya.
Segeralah selesaikan konflik antara anda berdua dan jangan dibiarkan
berlarut-larut. Jangan membiarkan konflik menjasi alasan untuk mencari pelarian
kepada orang ketiga di luar rumah.
Ketiga, menghindarkan dari ketergodaan
Kadang karena alasan kesibukan
suami istri tidak meluangkan waktu utnuk bercengkrama, mengobrol dan bercanda
mesra. Bertemu hanya sebatas rutinitas. JIka suasana ini dibiarkan
berlama-lama, istri akan merasa tidak mendapat perhatian dan tidak mendapat
tempat untuk curhat. Suami juga
merasa tidak mendapatkan teman yang nyama untuk diskusi. Situasi tersebut juga dapat menyeret suami dan istri untuk
tergoda dengan adanya orang ketiga. Sekali lagi perlu adanya motivasi yang kuat
di awal agar terhindarakan dari ketergodaan oleh orang ketiga sembari mencari
solusi terhadap peermasalahan yang dihadapi.
Keempat, menghidnarkan dari kekecewaan
berlebihan
Setiap
manusia memiliki sejumlah harapan kepada pasangannya. Ketika harapan tersebut
tidak menjadi kenyataan hati mudah kcewa. Kekecewaan seringkali berlebihan dan
membenarkan diri untuk mencari pelampiasan. Untuk itu temukan harapan pada
pasangan anda, jaga selalu hubungan anda dengan pasangan, berbuatlah yang
terbaik untuk pasangan, bahagiakan pasangan, jangan sakiti hati dan perasaan pasangan,
dan tetaplah berpegang pada motivasi di awal bahwa pernikahan adalah ibadah.
VISI
Suami
dan istri harus memiliki kesamaan visi dalam kehidupan keluarga, harus ada
visis yang jelas dan terang benderang, yang harus ditempuh bersama-sama. Sama
halnya ketika kita ingin pergi dari Jakarta ke Surabaya menggunakan kereta api
eksekutif BIMA dari stasiun gambir pada jam 17.00. Ketika ada tawaran yang
lebih menggiurkan menggunakan kereta api lain yang lebih cepat, lebih nyaman
dan lebih awal pastinya kita tidak akan tergiur karena BIMA adalah satu-satunya
kereta api eksekutif yang menuju Surabaya. Kemantaban kita menggunakan kereta
api BIMA yang membuat kita fokys menuju tujuan akhir : Surabaya.
Visi
membuat anda bisa bekerja dengan tepat. Tidak membubazirkan potensi serta
sumber data untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Visi membuat terjaga dari
penyimpangan dan keluar dari track. Pada kehidupan keluarga, visi harus
diinternalisasikan dengan kuat pada masing-masing anggota. Suami, Istri,
anak-anak. Dengan demikian seluruh tindakan dan usaha yang mereka lakukan akan
selalu mengarah pada ttujuan akhir yang mereka tetapkan.
Bersama Menggapai Surga
Pada
berbagai pelatihan keluarga beberapa pasang keluarga menyatakan sudah memiliki visis
keluarga yang mereka sepakati bersama seperti : “Bersama masuk surga!” beberapa yang lain menyatakan “Menjadi keluarga Rabbani” yang berarti
keluarga yang berocarak ketuhanan berarti keluarga yang selalu berjalan di
jalan Tuhan. Sebagai contoh saat seorang istri tersinggung dan emosi kepada
suami, ia harus segera kembali kepada visi keluarga yang amat tinggi dan mulia.
Apakah perasaan ini akan membuat suasana yang sakinah mawaddah wa rohmah?Apakah
Allah ridha dengan emosi yang mudah sekali meledak?dll. Itulah gunanaya visi keluarga. Visi akan
meluruskan relasi anda dengan pasangan agar selalu berada di jalan menujut
cita-cita bersama yaitu cita-cita kuat yang ditorehkan oleh orang-orang muliah
sejak zaman dahulu kala. CIta-Cita masuk
surga.
PETA
KASIH
Anda
pernah ke Yogyakarta?Jika anda pernah ke Yogyakarta 10 tahun lalu pada tahun
2004 dan anda baru kembali pada tahun 2014 pasti anda akan melihat banyak
sekali perubahan baik ada nya bangunan baru, rumah makan, bahkan gang dan
jalan-jalan baru. Apabila anda ingin ke Yogyakarta berbekal pengetahuan dan
petan 10 tahun lalu pastilah anda akan bingung dan tersesat. Itu perubahan 10
tahun. Bagaiamana kalau 20 tahun?
Keluarga Adalah Organisme Hidup
Demikian
dengan keluarga yang merupakan “organism hidup” yang selalu berubah dan
berkembang. Dengan kesadaran ini kita menjadi memahami bahwa
pasangan hidup kita saat ini bukanlah seseorang yang duduk di pelaminan sekian
tahun yang lalu. Dia
adalah seseorang yang telah berubah dan berkembang dan menjadi dirinya saat
ini. Pertanyaannya adalah “benarakah anda telah mengenal dengan baik pasangan
anda saat ini?”.
Perubahan pertama adalah fisik, yang dulu langsing
sekarang tampak subur, yang dulu mulus sekarang keriput. Selain fisik dari segi
pemikiran, kepribadian, rasa, cita-cita, harapan termasuk hal-hal yang
berkembang.
Oleh karena semuanya berubah dan
berkembang maka tidak cukup mengenali pasangan pada satu fase dari
perkembangannya. Jadi mengenali pasangan adalah aktivitas setiap hari sepanjang
waktu. Perhatikan ungkapan kakek dan nenek setelah selesai bertengkahr. Sang
cucu bertanya, “ Nek kenapa sih sudah tua begini masih bertengkar dengan
kakek?”
“Iya tuh kakeknmu itu sekarang
aneh-aneh saja. Dulu dia tidak pernah bertingkah aneh-aneh seperti itu.
Sekarang tingkah lakunya jadi aneh”. Jawab nenek.
Coba perhatikan ungkapan keheranan
sang nenek, “Dulu dia tidak pernah bertingkah aneh-aneh seperti itu. Sekarang
tingkah lakunya jadi aneh”. INi menandakan sang nenek berhenti mengenali kakek
sekian tahun yang lalu. DIa membayangkan kakek ini tidak akan berubah karena
usia yang sudah tua namun ternyata masih ada hal hal baru yang tidak diketahui
oleh nenek.
Oleh karena itu kita tidak boleh
berhenti mengenali pasangan. Cara yang paling sederhana untuk mengetahui detail
perubahan dan perkembangan adalah dengan
selalu mengobrol setiap saat, setiap waktu. Biasakan mengobrol di setiap ada
kesempatan tanpa perlu membatasi atau menentukan tema-tema tertentu untuk diobrolkan. Dengan cara mengobrol itulah berbagai hal
bisa diketahui oleh pasanngan. Suami bisa mengerti pikiran istri dan istri bisa
mengerti pikiran suami.
Author : Cahyadi Takaryawan
Penerbit : Era Adicitra Intermedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar