Minggu, 10 Juli 2016

Memasuki Wonderful Family




Nikmati Saja Kemelut Perjalanannya
            Menghadapi kehidupan berumah tangga seperti halnya kita sedang berkendaraan yang menempuh jarak yang jauh. Kita harus bersiap diri dengan kemelut yang berulang, kemacetan yang terjadi beberapa kali dan jangan dikira ketika keluar dari kemelut tersebut artinya tidak ada kemelut berikutnya. Ya…jalan masih panjang,,beberapa peristiwa kehidupan masih akan sangat mungkin dijumpai.
            Dalam kisah perjalanan tersebut, suami sebagai supir dan istri sebagai pendamping sopir, harus saling berkoordinasi dengan baik. Jika pendamping terlalu cerewet dan emosional justru akan berdampak negative pada sopir seperti kehilangan konsentrasi dan ikut terbawa emosi sehingga membawa mobil kearah yang salah. Sopir harus menjaga merawat dan mengemudikan dengan penuh perhatian dan kelembutan agar semua penumpang merasa nyaman. Sopir dan pendamping juga memerlukan persiapan yang matang sebelum perjalanan seperti SIM yang menjadi bukti kelayakan dalam mengemdi. Kendati tidak ada Surat Izin Menikah namun hakikatnya ilmu pengetahuan utnuk mengarungi kehidupan rumah tangga jelas diperlukan oleh suami dan istri.


Sakinah, Mawaddah, Rahmah

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderungdan merasa tentram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan saying (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir. (Ar-Rum: 21)

            Keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketentraman, perlindungan, kebagahagiaan, keberakahan, dan penghargaan.
            Mawaddah sendiri adalah jenis cinta membara, perasaan menggebu kepada pasanganya yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan atau karena sebab-sebab bercorak fisik. Biasanya mawadah muncul pada pasangan muda yang baru menikah dimana corak fisik masih kuat (ketampanan, kecantikan, kemolekan, tubuh yang seksi atau karena harta benda, keduudkan, pangkat dan sebagainya).  Misal ketika lelaki ditanya “mengapa anda menikah dengan perempuan itu bukan karena yang lain?” Jika jawabannya, “karena ia cantik, seksi, kulitnya bersih dsb” itulah mawaddah. Begitu juga ketika wanita ditanya pertanyaan serupa dan menjawab “karena ia tampan, kaya, macho dsb”.
            Sedangkan kata rahmah berarti ampunan, anugrah, karunia, rahmat, belas kasih, dan juga rezeki.Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut, terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban , siap melindungi tanpa pamrih. Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik. Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga. Misalnya seorang kakek berusia 80 tahun hidup rukun dan harmonis dengan istrinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya “Mengapa kakek masih mencintai nenek pada umur setua ini?” tidak mungkin dijawab dengan “Karena nenekmu cantik, seksi, genit,” karena si nenek sudah ompong dan keriput. Rasa kasih sayang tersebut dapat dikatakan sebagai rahmah.

Kondisi Wonderful Family
            Misalkan suami bekerja hingga jam 17.00. Jika suami merasa tenang, damai, nyaman dan tentram saat semakin dekat ke rumah maka ia memiliki perasaan sakinah. Namun bila merasakan hal sebaliknya justru dipertanyakan dimana rasa sakinahnya. Begitu pula dengan istri yang mengetahui bahwa suaminya akan pulang kerumah. Jika semakin dekat dengan jam kepulangan suaminya hatinya akan semakin bahagia tenang dan tentram. Maka ia memiliki perasaan sakinah.
            Wonderful Family adalah keluarga yang penuh keindahan, kebahagiaan, keharmonisan, serta kemuliaan. Keluarga yang terjauhkan dari penyimpangan, kekerasan, kekasaran sikap, kesewenangan, dan kehancuran. Sebua keluarga yang berdiri di atas nilai-nilai kebaikan dan dipenuhhi dengan keberakahan. Keluarga yang memberikan kontribusi kebaikan bagi masyrakat bangsa dan Negara.


Motivasi

            Menikah juga diibaratkan membangun sebuah bangunan. Bangunan yang menjulang tinggi harus disertai fondasi yang menghujam bumi. JIka fondasi rapuh, bangunan mudah rapuh dan akhirnya roboh. Sehingga perancang bangunan harus benar-benar mempersiapkan dan merancang fondasi yang kokoh karena akan menentukan kualitas gedung yang hendak dibangun. Bagaimana dengan membangun sebuah keluarga?

Merancang Fondasi Bagi Wonderful Family
            Sesungguhnyalah pernikahan dan keluuarga terjadi bukan semata-mata karena memenuhi hasrat kemanusiaan. Pernikahan adalah sebuah jalan yang bertanggung jawab untuk membentuk kebudayaan agung dan peradaban mulia. Lebh dari itu, pernikahan merupakan amanat ketuhanan dan risalah kenabian. Untuk itu, perniakahan bukanlah semata peristiwa menyalurkan “hasrat kebebasan” secara bertanggung jawab melainkan pernikahan adalah sebuah usaha meretas peradaban manusia bermartabat.
            Ketika kita menyaksikan peristiwa kawin cerai dalam kehidupan masyarakat munculah pertanyaan, sebenarnya apa yang menjadi motivasi mereka melakukan perikahan?dan apa motivasi mereka melakukan perceraian?apapun alasannya yang patut dipertanyakan adalah bagaiamana mereka memahami pernikahan dan kehidupan berumah tangga selaman ini?

Pernikahan dan Keluarga adalah Ibadah
Bagi orang berimana pernikahan dan keluarga adalah ibadah karena mlaksanakan tuntunan ketuhanan. Maka pernikahan tidak boleh dianggap remeh dan kecil karena terjadi atas namab Tuha. Beribadah itu harus penuh kesungguhan bukan sesuai selera sesaat. Inilah motivasi yang akan menyelamatkan keluarga dari penyimpangan dan kehancuran. Setiap kali ada masalah atau konfilik pertama kali yang harus dikembalikan adalah motivasi awal perniakahan. Hal ini adalah fondasi awal yang harus dibentuk diawal pernikahan.


 Fondasi ini Menghindarkan Keluarga dari Penyimpangan
            Banyak yang bertanya pada suatu forum “Mengapa lelaku suka selingkuh?” yang biasanya diutarakan oleh kebanyakan wanita. Adapula pertanyaan sejenis yang diutarakan oleh seorang lelaki “Semua orang memiliki peluang melakukan perselingkuhan. Bagaimana cara menghindarkan diri dari kecenderungan selingkuh?
            Perselingkuhan ataupun bentuk penyimpangan lainnya dalam kehidupan berumah tangga tidak akan terjadi jika masing-masing pihak menanamkan motovasi kuat dalam dirinya. Motibasi suci untuk beribadah. Fenomena perselingkuhan menandakan lemahnya fondasi yang mereka tanamkan untuk membangun sebuah keluarga.

Pertama, menghindarkan dari perasaan kebosanan
Kebosanan sering melanda pada pasangan suami istri yang tidak merawat cinta dian tara mereka. Setiap hari berada dalam situasi yang monoton tanpa ada upaya menciptakan suasana yang  berbeda. Suami bosan melihat penampilan istri yang tidak pernah berdandan dan monoton dalam hal penampilan maupun pelayanan. Istri bosan meihat suami yang tidak pernah memberikan rayuan dan monoton dalam penampilan dan pelayanan. Jika kebosanan sudah melanda, masing-masing akan mudah terjebak pada orang ketiga yang mampu menyenangkan hati mereka.
Untuk itu berhati-hatilah jika sudah mengalami perasaaan kebosanan hidup berumah tangga. Segera kembali pada motovasi yang kuat dalam berumah tangga bahwa pernikahan adalah ibadah, bahwa keluarga adalah amanhah ketuhanan, bahwa rumah tangga adalah fondasi bagi pembangunan kemanusiaan yang bermartabat. Motivasi suci akan mehindarkan suami istri dari kebosanan.

Kedua, menghindarkan diri dari keinginan mencari pelarian
Jika rumah tangga sedang menghadapi situasi konflik berkepanjangan, jangan dibiarkan tanpa penyelesaian. Karena hal tersebut akan memudahkan suami dan istri mencari pelarian di luar rumahnya. Segeralah selesaikan konflik antara anda berdua dan jangan dibiarkan berlarut-larut. Jangan membiarkan konflik menjasi alasan untuk mencari pelarian kepada orang ketiga di luar rumah.
  
Ketiga, menghindarkan dari ketergodaan
Kadang karena alasan kesibukan suami istri tidak meluangkan waktu utnuk bercengkrama, mengobrol dan bercanda mesra. Bertemu hanya sebatas rutinitas. JIka suasana ini dibiarkan berlama-lama, istri akan merasa tidak mendapat perhatian dan tidak mendapat tempat untuk curhat. Suami juga merasa tidak mendapatkan teman yang nyama untuk diskusi. Situasi tersebut juga dapat menyeret suami dan istri untuk tergoda dengan adanya orang ketiga. Sekali lagi perlu adanya motivasi yang kuat di awal agar terhindarakan dari ketergodaan oleh orang ketiga sembari mencari solusi terhadap peermasalahan yang dihadapi.

Keempat, menghidnarkan dari kekecewaan berlebihan
            Setiap manusia memiliki sejumlah harapan kepada pasangannya. Ketika harapan tersebut tidak menjadi kenyataan hati mudah kcewa. Kekecewaan seringkali berlebihan dan membenarkan diri untuk mencari pelampiasan. Untuk itu temukan harapan pada pasangan anda, jaga selalu hubungan anda dengan pasangan, berbuatlah yang terbaik untuk pasangan, bahagiakan pasangan, jangan sakiti hati dan perasaan pasangan, dan tetaplah berpegang pada motivasi di awal bahwa pernikahan adalah ibadah.


VISI

            Suami dan istri harus memiliki kesamaan visi dalam kehidupan keluarga, harus ada visis yang jelas dan terang benderang, yang harus ditempuh bersama-sama. Sama halnya ketika kita ingin pergi dari Jakarta ke Surabaya menggunakan kereta api eksekutif BIMA dari stasiun gambir pada jam 17.00. Ketika ada tawaran yang lebih menggiurkan menggunakan kereta api lain yang lebih cepat, lebih nyaman dan lebih awal pastinya kita tidak akan tergiur karena BIMA adalah satu-satunya kereta api eksekutif yang menuju Surabaya. Kemantaban kita menggunakan kereta api BIMA yang membuat kita fokys menuju tujuan akhir : Surabaya.
            Visi membuat anda bisa bekerja dengan tepat. Tidak membubazirkan potensi serta sumber data untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Visi membuat terjaga dari penyimpangan dan keluar dari track. Pada kehidupan keluarga, visi harus diinternalisasikan dengan kuat pada masing-masing anggota. Suami, Istri, anak-anak. Dengan demikian seluruh tindakan dan usaha yang mereka lakukan akan selalu mengarah pada ttujuan akhir yang mereka tetapkan.

Bersama Menggapai Surga
            Pada berbagai pelatihan keluarga beberapa pasang keluarga menyatakan sudah memiliki visis keluarga yang mereka sepakati bersama seperti : “Bersama masuk surga!” beberapa yang lain menyatakan “Menjadi keluarga Rabbani” yang berarti keluarga yang berocarak ketuhanan berarti keluarga yang selalu berjalan di jalan Tuhan. Sebagai contoh saat seorang istri tersinggung dan emosi kepada suami, ia harus segera kembali kepada visi keluarga yang amat tinggi dan mulia. Apakah perasaan ini akan membuat suasana yang sakinah mawaddah wa rohmah?Apakah Allah ridha dengan emosi yang mudah sekali meledak?dll.  Itulah gunanaya visi keluarga. Visi akan meluruskan relasi anda dengan pasangan agar selalu berada di jalan menujut cita-cita bersama yaitu cita-cita kuat yang ditorehkan oleh orang-orang muliah sejak zaman dahulu kala. CIta-Cita masuk surga.



PETA KASIH

            Anda pernah ke Yogyakarta?Jika anda pernah ke Yogyakarta 10 tahun lalu pada tahun 2004 dan anda baru kembali pada tahun 2014 pasti anda akan melihat banyak sekali perubahan baik ada nya bangunan baru, rumah makan, bahkan gang dan jalan-jalan baru. Apabila anda ingin ke Yogyakarta berbekal pengetahuan dan petan 10 tahun lalu pastilah anda akan bingung dan tersesat. Itu perubahan 10 tahun. Bagaiamana kalau 20 tahun?

Keluarga Adalah Organisme Hidup
            Demikian dengan keluarga yang merupakan “organism hidup” yang selalu berubah dan berkembang. Dengan kesadaran ini kita menjadi memahami bahwa pasangan hidup kita saat ini bukanlah seseorang yang duduk di pelaminan sekian tahun yang lalu. Dia adalah seseorang yang telah berubah dan berkembang dan menjadi dirinya saat ini. Pertanyaannya adalah “benarakah anda telah mengenal dengan baik pasangan anda saat ini?”.
            Perubahan  pertama adalah fisik, yang dulu langsing sekarang tampak subur, yang dulu mulus sekarang keriput. Selain fisik dari segi pemikiran, kepribadian, rasa, cita-cita, harapan termasuk hal-hal yang berkembang.
            Oleh karena semuanya berubah dan berkembang maka tidak cukup mengenali pasangan pada satu fase dari perkembangannya. Jadi mengenali pasangan adalah aktivitas setiap hari sepanjang waktu. Perhatikan ungkapan kakek dan nenek setelah selesai bertengkahr. Sang cucu bertanya, “ Nek kenapa sih sudah tua begini masih bertengkar dengan kakek?”
            “Iya tuh kakeknmu itu sekarang aneh-aneh saja. Dulu dia tidak pernah bertingkah aneh-aneh seperti itu. Sekarang tingkah lakunya jadi aneh”. Jawab nenek.
            Coba perhatikan ungkapan keheranan sang nenek, “Dulu dia tidak pernah bertingkah aneh-aneh seperti itu. Sekarang tingkah lakunya jadi aneh”. INi menandakan sang nenek berhenti mengenali kakek sekian tahun yang lalu. DIa membayangkan kakek ini tidak akan berubah karena usia yang sudah tua namun ternyata masih ada hal hal baru yang tidak diketahui oleh nenek.

            Oleh karena itu kita tidak boleh berhenti mengenali pasangan. Cara yang paling sederhana untuk mengetahui detail perubahan dan perkembangan adalah dengan selalu mengobrol setiap saat, setiap waktu. Biasakan mengobrol di setiap ada kesempatan tanpa perlu membatasi atau menentukan tema-tema tertentu  untuk diobrolkan. Dengan cara mengobrol itulah berbagai hal bisa diketahui oleh pasanngan. Suami bisa mengerti pikiran istri dan istri bisa mengerti pikiran suami.


Author   : Cahyadi Takaryawan
Penerbit : Era Adicitra Intermedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar