Minggu, 03 Juli 2016

Strategi Unik Hasil Olahan Pertanian ala Kawula Muda

“Pemasaran” merupakan suatu hal yang paling renyah untuk dibahas khususnya dalam dunia bisnis. Bisnis dalam bidang apapun bahkan hingga profesi apapun memerlukan strategi pemasaran yang jitu agar mampu bersaing. Pemasaran itu sendiri menurut Philip Kotler dan Amstrong didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Secara lebih sederhana pemasaran merupakan Seni Pemenuhan Kebutuhan dan/atau Keinginan Konsumen Akan Barang Dan/Jasa, Mengutamakan Pelayanan Terbaik Dengan Tujuan Memperoleh Laba Melalui Kepuasan Konsumen.
Berdasarkan definisi tersebut tentunya sudah dapat disimpulkan bahwa titik utama dalam pemasaran adalah “Kepuasan Konsumen”. Hal inilah yang menjadi perhatian bagi para marketer saat ini, tidak terkecuali di bidang pertanian maupun olahan hasil pertanian. Sebagai contoh brand-product olahan pertanian yang sukses dengan owner yang masih tergolong muda adalah Karuhun, Maicih, dan Zanana. Semua produk dari merk tersebut adalah kripik. Sebuah olahan pertanian yang sangat sederhana namun dengan strategi pemasaran jitu yang dikutip dari website peluangusaha.kontan.co.id, produk-produk tersebut mampu membuat ownernya mengantongi omzet miliaran rupiah per bulannya. Tentunya menjadi hal menarik untuk membahas lebih lanjut strategi apa yang mereka gunakan agar dapat mencapai posisi seperti sekarang ini.
Menurut pengamatan Yusuf Enril Fathurrohman, SP. M.Sc, Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto terkait pemasaran kontemporer yang digunakan kawula muda pemilik Karuhun, Maicih, dan Zanana, setidaknya ada 7 Strategi Pemasaran yang harus dipastikan ke-tujuh strategi tersebut harus unik dan kreatif. Namun sebelum masuk ke pembahasan strategi tersebut, pada langkah awal kita harus menjawab 3 pertanyaan terlebih dahulu, yaitu :
1.      Siapa Segmen Pasar kita ?
2.      Siapa Target Pasar Kita ?
3.      Seperti apa Positioning Produk Kita di mata Konsumen ?
Setelah memastikan ketiganya barulah kita melangkah maju pada strategi unik & kreatif yang akan digunakan.

1.      Memiliki ANEKA RASA
Ketiga brand-product Karuhun, Maicih, dan Zanana menggunakan strategi dengan menciptakan berbagai varian rasa. Penambahan rasa pada produk kripik yang secara umum pada 1 dekade sebelum ini belum banyak digunakan, ternyata menarik minat pembeli. Misalkan pada produk Zanana yang menyediakan kripik pisang dengan varian rasa : coklat, milk creamy, green tea, daging asap dan rasa pedas. Beda produk beda strategi. Maicih justru menggunakan strategi Level Pedas dimana semakin meningkat levelnya semakin pedas rasanya. Strategi pada rasa ini tentunya mampu memikat rasa penasaran dari calon customer untuk mencoba.
2.      KEMASAN yang unik
Setelah kita yakin akan produk yang kita created saatnya memperindah dengan kemasaan yang unik. Kemasan yang unik mampu menjadi daya tarik sesuai dengan segmen pasar maupun target pasar yang akan dituju. Kita mampu mendesain kemasan agar terlihat lebih mewah untuk meningkatkan nilai jual meskipun produk kita hanya sebatas kripik. Strategi ini juga bertujuan untuk mengubah kesan pada olahan pertanian sederhana seperti kripik pada posisi produk premium bagi masyarakat umum.
3.      peNAMAan yang unik
Para Marketer Muda saat ini memakai istilah-istilah unik pada produk mereka agar terkesan familiar di telinga cutomer atau agar terlihat unik. Sebagai contoh pengusaha Kripik dari Ngawi menakan produk kripiknya dengan nama “Kripik Pejabat”. Hal tersebut agar produk terkesan lebih berkelas. Selain pemberian nama pada produk, Agen maupun Reseller dari produk tersebut juga diberikan nama-nama yang unik seperti Dekan, Secret Agent dsb. Penamaan tersebut diberikan untuk membuat agen maupun reseller merasa bangga dnegan gelar tersebut yang akhirnya akan mendongkrak semangat untuk memasarkan lebih banyak lagi.
4.      Pemasaran berbasis Komunitas
Memasarkan produk di tempat yang sesuai dengan target pasar kita tentunya lebih mudah atau sekedar mengenalkan produk ke tempat yang cepat dikenal publik. Seperti memasarkan di Pameran Makanan, Car Free Dat, Sunday Market dsb. Strategi ini sangatlah cocok bagi target pasar kawula muda dengan memilih tempat yang strategis dimana menjadi pusat berkumpulnya kawula muda untuk melakukan promosi.
5.      VIRAL di Dunia Maya
Maraknya strategi pemasaran kontemporer yang menghasilkan banyak jutawan bahkan miliader saat ini di dominasi oleh pemasaran berbasis On-Line. Hal ini tidak dapat di pungkiri karena berdasarkan situs resmi Kementrian Komunikasi dan Informatika RI, Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet nomer 6 di Dunia pada tahun 2014 yang artinya Indonesia merupakan pasar yang lezat bagi pebisnis On-Line. Ditambah lagi Pada 2017, eMarketer memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban. Pemanfaatan fitur di dunia maya {baik melalui media sosial (FB, Instagram, Twitter, Path, Whatsapp, BBM), marketplace (tokopedia, blibli.com, shopee,bukalapak, etsy,dll), website/blog} sangat efektif dan efisien untuk digunakan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai ujung tombak pemasaran dari semua jenis produk.
6.      ENDORSEMENT
Endorsement atau mempromosikan produk melalui Public Figure dinilai cukup ampuh dimana Public Figure akan mempromosikan produk kita melalui akun media sosial mereka atau dimanapun yang terakses oleh publik. Baik public figure dari kalangan artis, atlit, maupun pemimpin di pemerintahan, endorsement ini sangat efektif apabila pemilihan Public Figure sesuai dengan ciri khas dengan produk yang dipasarkan.
7.      Berbagi Marjin
Agar mampu menarik minat calon reseller, para produsen kripik yg telah sukses rela berbagi margin sehingga keuntungan mereka tak setebal umumnya bisnis makanan yang lain. Maulana (Owner Kribo) cuma menyisir laba 25% dari omzet. “Saya mengambil dari jumlah yang mampu saya jual,” kata dia. Karuhun malah hanya menyisir untung bersih 10%–20% dari total penjualan. Dengan mengambil margin tipis, mereka memberi kesempatan kepada para reseller untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Sekadar gambaran, harga jual Karuhun kepada para reseller sekitar Rp 9.000 per bungkus. Oleh para patih, Karuhun dijual ke konsumen seharga Rp 15.000–Rp 18.000 per bungkus. Demikian pula dengan Kribo. Harga kulakan para dosen Rp 7.500–Rp 10.000 per bungkus, tetapi mereka menjual ke konsumen Rp 12.000–Rp 15.000 per bungkus. Cara ini terbukti membuat jangkauan pasar mereka meluas. Sekarang jaringan pemasaran Karuhun sudah mencapai luar kota, bahkan sampai luar negeri. Reseller Karuhun mencapai 400 orang. Adapun Kribo sudah menjangkau sedikitnya 10 kota. “Antara lain Semarang, Surabaya, dan Balikpapan,”
7 Strategi Pemasaran tersebut mampu diaplikasikan pada produk olahan pertanian lainnya. Bagaimana kita menyulap produk pertanian yang inferior menjadi produk premium yang memiliki nilai jual tinggi. Saatnya yang Muda yang Kaya, Saatnya Petani menikmati jernih payahnya. Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan.

Data Pendukung diakses dari :

2)      http://peluangusaha.kontan.co.id/      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar